Texts

BLOG INI SEDANG DALAM PROSES UPDATING.MOHON MAAF JIKA MASIH BANYAK FILE-FILE LAMA.TERIMAKASIH ATAS PENGERTIAANYA.BLOG INI SEDANG DALAM PROSES UPDATING.MOHON MAAF JIKA MASIH BANYAK FILE-FILE LAMA.TERIMAKASIH ATAS PENGERTIAANYA.BLOG INI SEDANG DALAM PROSES UPDATING.MOHON MAAF JIKA MASIH BANYAK FILE-FILE LAMA.TERIMAKASIH ATAS PENGERTIAANYA.BLOG INI SEDANG DALAM PROSES UPDATING.MOHON MAAF JIKA MASIH BANYAK FILE-FILE LAMA.TERIMAKASIH ATAS PENGERTIAANYA.BLOG INI SEDANG DALAM PROSES UPDATING.MOHON MAAF JIKA MASIH BANYAK FILE-FILE LAMA.TERIMAKASIH ATAS PENGERTIAANYA.

Jumat, 13 November 2009

Pemuda KAMMI KALTIM : Komitmen Optimalkan Media Tulisan




Pemuda khusunya mahasiswa merupakan suatu komunitas atau kumpulan orang-orang yang kreatif, kritis dan mempunyai disiplin ilmu. Mahasiswa sebagai makhluk sosial-intelektual memerlukan komunikasi untuk berinteraksi dengan Lingkungannya. Media tulisan merupakan media yang relatif dekat dengan mahasiswa karena dengan media ini mahasiswa tersebut bisa langsung menuangkan aspirasi ataupun idenya kedalam suatu tulisan sehingga aspirasi atau ide yang ada dalam pikirannya dapat diterima ataupun disosialisasikan kepada rekan mahasiswa atau masyarakat secara umum.

Namun, banyak mahasiswa yang tidak bisa menuangkan ide atau aspirasinya kedalam sebuah tulisan. Hal tersebut bisa terjadi disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya karena pertama, ketidakmampuan melakukan rekonstruksi terhadap peristiwa yang dialami. Kedua, tidak memiliki detail peristiwa karena tidak mencatat. Ketiga, keterbatasan pengetahuan mengenai peristiwa yang akan diceritakan. Keempat, belum begitu banyak variasi kalimat dan jumlah kosa kata yang dimiliki.


Samarinda. Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kalimantan Timur dibawah Departemen Hubungan Masyarakat, Minggu (08/11), menggelar Pelatihan Penulisan dengan tema “Rekonstruksi Gerakan Pena sebagai salah satu wadah strategis perjuangan KAMMI”. Acara yang dihadiri oleh puluhan peserta dari Pengurus KAMMI KALTIM dan KAMMI Komisariat se-KALTIM ini, bertempat di Gedung Ikatan Alumni Universitas Mulawarman.

Micheal Adam (Radio Metro) yang lebih akrab dengan sapaan Bang Adam, sebagai pembicara untuk Analisa Wacana dan Manajeman Isu menantang para peserta untuk merumuskan isu-isu yang saat ini sedang populer. Isu yg dilempar pada pelatihan ini sangat beragam antara lain permasalahan CICAK vs Buaya yg saat ini sedang menjadi pergunjingan masyarakat kampus maupun birokrasi, kemudian ada juga isu kemiskinan & pendidikan.

Kemudian Bang Agus (KALTIM Post) yang memaparkan materi tentang Pers Release juga menantang para peserta untuk membuat rilis tentang acara ini yangg kemudian akan dinominasikan dan dievaluasi untuk uji kelayakan, bahkan Bang Agus menjanjikan akan menerbitkan rilis peserta yang terpilih pada KALTIM Post Senin (09/11).

Salah satu peserta pelatihan ketika diwawancarai menyatakan bahwa ”Keikutsertaan saya pada pelatihan penulisan ini a/sebagai bentuk dedikasi saya untuk penyebaran opini/gagasan terhadap permasalahan bumi tempat saya dilahirkan karena tidak dapat kita pungkiri bahwa media memang sarana yg sangat strategis untuk menuangkan idealisme yg selama ini kita gaungkan.

Pasca pelatihan ini, para pemuda KAMMI KALTIM membawa komitmen untuk bisa menjawab tantangan jaman melalui optimalisasi media tulisan. Satu pekan setelah pelatihan ini dilaksanakan, peserta bersepakat untuk membuat tulisan sebagai penunjang terbitnya Majalah Muslim Negarawan.

Kamis, 12 November 2009

Dokumentasi Aksi Hari Pahlawan


puisi yang dibawakan saudara mukhlis "aku malu jadi orang indonesia" karya taufiq ismail



doa yang digelar didepan makam pahlawan samarinda "haruskah mereka dibangunkan untuk menyelesaikan permasalahan negri ini"




"Keranda Mayat" di TMP Kesuma Bangsa


PERINGATAN Hari Pahlawan 10 November kemarin, diperingati masyarakat dengan berbagai cara. Tak terkecuali puluhan mahasiswa Samarinda yang menamakan dirinya Gerakan Pemuda dan Rakyat Berantas Korupsi (GEPRAK). Kumpulan mahasiswa dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Kaltim (KAMMI) Kaltim dan BEM Unmul ini melakukan aksi teaterikal di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kesuma Bangsa. Untuk mendukung aksi tersebut, mereka menggontong sebuah keranda mayat yang dibalut kain hitam, dengan bertuliskan 'Matinya Hukum di Indonesia'.
Melalui memontum Hari Pahlawan ini mereka mengaku sangat khawatir dengan maraknya mafia hukum di Indonesia. Koordinator aksi, Mukhlis mengatakan, keranda mayat yang mereka gotong ini merupakan simbol kondisi penegakan hukum di Indonesia. Maraknya aksi korupsi di Indonesia, katanya tidak lagi merambah dunia birokrasi tetapi telah merongrong proses penegakan hukum di Indonesia.

"Haruskah kami membangun arwah para Pahlawan yang telah susah payah memperjuangkan bangsa ini. Tapi anehnya, perjuangan mereka seakan sia-sia setelah melihat aksi-aksi mahfia hukum yang terjadi," tantang Mukhlis dalam orasinya.
Selain melakukan orasi, para peserta aksi juga membacakan puisi karya Taufik Ismail. Tidak hanya itu, layaknya ziarah ke Taman Makam Pahlawan, mereka juga melakukan aksi tabur bunga dan pembacaan doa yang dilakukan pada akhir aksi tersebut. Meskipun tabur bunga tersebut tidak langsung dilkukan di atas nisan, melainkan di lukisan timbul tepat di depan TMP.
"Kami harap apa yang kami lakukan dapat menggugah hati para pemimpin bangsa ini, mengenai besarnya pengorbanan yang telah dilakukan para Pahlawan kita. Tak pantas kiranya, pengorbanan tersebut justru ditiru dengan tindakan-tindakan kejahatan hukum," pungkas Mukhlis.
Setelah melakukan aksinya selama 20 menit, dibawah pengawalan ketat bebrapa aparat dan petugas TMP kegiatan mahasiswa ini pun membubarkan diri. (ara/sapos.co.id)

Minggu, 01 November 2009

Kriminalisasi KPK semakin mengerikan





Hidup Mahasiswa !!
Atas penahanan 2 pimpinan KPK nonaktif Bibit & candra saya sangat kecewa terhadap kinerja POLRI yang tidak professional. Jelas sekali terlihat kriminalisasi terhadap KPK. Bohoong semua alasan yang diutarakan dalam penahanan mereka berdua baik itu mengulangi perbuatan ataupun menghilangkan barang bukti. Padahal Bibit & candra sangat kooperatif, serta selalu menghadiri panggilan kepolisian. Alasan Polisi menahan Bibit & Candra adalah salah besar. POLRI sangat panik terhadap rekaman kriminalisasi KPK oleh Anggodo yang juga petinggi POLRI ditengarai terkait didalamnya. Dan Polisi sangat panik bila terus-terusan ada bukti baru yang bisa mengeluarkan KPK dari kasus ini serta menyudutkan POLISI.
Terlepas dari kasus korupsi pribadi yang menimpa mantan ketua KPK, upaya-upaya pelemahan pemberantasan korupsi bermula sejak Candra Hamzah & Bibit Riyanto diperiksa & dijadikan tersangka dengan dugaan yang selalu berubah-ubah, mulai dari kasus penyuapan sampai pada penyelahgunaan wewenang yang dugaan itu dengan sendirinya patah karena nyata-nyata adanya bukti rekaman kriminalisasi serta kesaksian palsu yang dibuat Ari Mulyadi dan dakui sendiri olehnya. Sekarang pertanyaannya atas dasar apa POLRI menahan Bibit & Candra.?
Bila alasannya penyalahgunaan wewenang maka alasan polisi sangat rapuh, KPK sebagai lembaga super body memang berhak melakukan penyadapan, bahkan dilindungi UU KPK. Dan itu sudah dilakukan sejak KPK pertama dibentuk. Jadi alasan POLRI selama ini tidak pernah benar atau memang tidak pernah terbukti atau jangan-jangan dibuat-buat saja.
Ditambah dengan disahkannya putusan sela oleh Mahkamah Konstitusi yang meminta Presiden mengembalikan kembali jabatan Bibit & Candra.ini semakin menguatkan bahwa langkah yang diambil POLRI telah salah selama ini

Hidup mahasiswa !!.
Upaya pemangkasan wewenang KPK ini semakin terlihat dengan dikeluarkannya PERPPU tentang KPK. Perppu ini keluar dengan latar belakang terjadinya kecemburuan antara sesama lembaga penegak hukum, yaitu KPK vs Polisi + kejaksaan. Yang kemudian oleh kabareskrim Mabes Polri diibaratkan dengan cicak vs buaya. Anehnya tuduhan yang dialamatkan kepada unsur pimpinan KPK tersebut sampai sekarang belum terbukti, sementara presiden melalau tersebut sudah menunjuk KPK tersebut sudah menunjuk Plt. Karena ini ditunjuk oleh presiden, maka ada potensi pemberantasan korupsi akan menjadi tebang pilih. Belum lagi bila kita menyikapi UU Tipikor yang baru disahkan, banyak klausul yang memangkas wewenang KPK dari penyadapan hingga hakim-hakim pengadilan Tipikor.
Setelah hampir 11 tahun indonesia mengalami masa transisi, dari orde baru ke orde reformasi , ternyata semangat pemberantasan korupsi tersebut perlahan-lahan mulai digerus.hal ini terlihat dari tindak tanduk KPK yang semula begitu fenomenal, kemudian dikooptasi bahkan melalui UU Tipikor yang baru disahkan, hasil kolaborasi eksekutif & legislatif. Padahal sebelumnya banyak pejabat, baik eksekutif : misal mentan menteri, Gubernur, walikota/Bupati maupun legislatif, seperti anggiota DPR dari tingkat pusat dan daerah yang harus berurusan dengan KPK karena tersangkut kasus korupsi. Bahkan seorang besan presiden pun harus rela mendekam di penjara.
Artinya bisa dilihat hanya KPK yang mempunyai tingkat kredibilitas tinggi daripada Polri dan Kejaksaan.
Oleh karena itu kita harus memberikan dukungan moril baik di dunia maya maupun lapangan medan kehidupan sesungguhnya ,aksi dll
mari kita semua :
1. mendesak kepada POLRI untuk bersikap profesioanal dalam menangani kasus ini. Niatnya adalah bagaimana pemberantasan korupsi bisa semakin kuat. Bukan untuk menutup harapan pemberantasan korupsi.
2. mengajak kepada seluruh elemen masyarakat, Pemuda, Ormas untuk menggalang dukungan terhadap Bibit & candra serta usaha penyelamatan KPK.karena hanya KPK yang punya tingkat kredibilitas lebih baik daripada POLRI maupun kejaksaan dan harapan Pemberantasan korupsi hanya ada pada KPK.(joe)