Sebuah analisis sederhana tentang golput VS jumlah parpol
satu hal yang paling dikhwatirkan oleh partai maupun KPU adalah minimnya partisipasi publik terhadap pemilih, angka partisipasi sangat menentukan legitimasi hasil pemilu, berdasrkan pengalaman dalm pemilihan diindonesia baik nasional maupun pilkda/ daerah angka partisipasi berkisar dirata-ratakan 60 - 70%, golput ini dinilai sangat besar, hal ini dikarenakan kurangnya kepercayaan publik terhadap apa yang akan dihasilkan dari pemilu juga karena kinerja pelaksana pemilu, termasuk kinerja pemerintah dalam pendataan, termasuk adanya penghalang dalam pekerjaan masyarakat.
dalam pemilu nasional april 2009 dengan banyaknya kontentastan pemilu apakah akan meningkatkan golput? dari wacana yang berkembang dari berbagai pembicaraan publik, golput akan besar, hal ini dapat diliohat misalnya opini tentang fatwa haram golput, wacana pergantian ka.KPU yang belum bisa mensosilaisasikan pemilu padahal waktunya sudah sangat mepet.
sebenarnya dengan logika sederhana besarnya kontestan pemilu yang berjumalah 44 partai politik ditambah partai lokal (aceh), angka golput akan turun, dengan beberapa alasan; pertama; pendirian parpol dengan persyaratan yang sudah dibebankan misalnya jumlah anggota, perwakilan ada di sebagian besar provinsi, kab./kota, dan kepengurusan yang ada distiap daerah, hingga bisa kita prediksi dari masyarakat indonesia menjadi aktivis parpol. kedua, besarnya jumlah Caleg Daftar Caleg Sementara yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) memuat hampir 12 ribu, sementara anggota DPR RI persisnya mencapai 11.868 orang. belum ditambah caleg provinsi dan kab./kota serta DPD RI, dan kita yakini setiap caleg mempunyai sejumlah massa minimal keluarga, teman, yang berusaha untuk mensukseskan si caleg, ketiga; kompetisi antar parpol, antar caleg antar presiden, termasuk wacana atau isu yang dibangun oleh masing-masinng menjadi sebuah katalisator untuk membangun partisipasi publik dalam pemilu, dan besarnya persaingan dapat kita lihat dengan besarnya alat kampanye yang digunakan, mulai dari baleho, bendera, pamflet, leaflet, poster di mobil-mobil pribadi dan umum, kampanye melalui media; tv, radio, surat kabar, sehingga dapat dipastikan ini akan sangat membantu dalam sosialaisasi pemilu dan keterlibatan masyarakat dalam pemilu,
sehingga alasan untuk besarnya angka golput, misalnya turunnya kepercayaan terhadap parpol akan sangat tereliminasi dengan ketiga fenomena tersebut, hanya saja menurut saya, perolehan jumlah parpol tidak ada yang terlalu meninjol, karena besarnya jumlah pembagi yaitu parpol @ gunawan
dalam pemilu nasional april 2009 dengan banyaknya kontentastan pemilu apakah akan meningkatkan golput? dari wacana yang berkembang dari berbagai pembicaraan publik, golput akan besar, hal ini dapat diliohat misalnya opini tentang fatwa haram golput, wacana pergantian ka.KPU yang belum bisa mensosilaisasikan pemilu padahal waktunya sudah sangat mepet.
sebenarnya dengan logika sederhana besarnya kontestan pemilu yang berjumalah 44 partai politik ditambah partai lokal (aceh), angka golput akan turun, dengan beberapa alasan; pertama; pendirian parpol dengan persyaratan yang sudah dibebankan misalnya jumlah anggota, perwakilan ada di sebagian besar provinsi, kab./kota, dan kepengurusan yang ada distiap daerah, hingga bisa kita prediksi dari masyarakat indonesia menjadi aktivis parpol. kedua, besarnya jumlah Caleg Daftar Caleg Sementara yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) memuat hampir 12 ribu, sementara anggota DPR RI persisnya mencapai 11.868 orang. belum ditambah caleg provinsi dan kab./kota serta DPD RI, dan kita yakini setiap caleg mempunyai sejumlah massa minimal keluarga, teman, yang berusaha untuk mensukseskan si caleg, ketiga; kompetisi antar parpol, antar caleg antar presiden, termasuk wacana atau isu yang dibangun oleh masing-masinng menjadi sebuah katalisator untuk membangun partisipasi publik dalam pemilu, dan besarnya persaingan dapat kita lihat dengan besarnya alat kampanye yang digunakan, mulai dari baleho, bendera, pamflet, leaflet, poster di mobil-mobil pribadi dan umum, kampanye melalui media; tv, radio, surat kabar, sehingga dapat dipastikan ini akan sangat membantu dalam sosialaisasi pemilu dan keterlibatan masyarakat dalam pemilu,
sehingga alasan untuk besarnya angka golput, misalnya turunnya kepercayaan terhadap parpol akan sangat tereliminasi dengan ketiga fenomena tersebut, hanya saja menurut saya, perolehan jumlah parpol tidak ada yang terlalu meninjol, karena besarnya jumlah pembagi yaitu parpol @ gunawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar dengan bertanggung jawab