Texts

BLOG INI SEDANG DALAM PROSES UPDATING.MOHON MAAF JIKA MASIH BANYAK FILE-FILE LAMA.TERIMAKASIH ATAS PENGERTIAANYA.BLOG INI SEDANG DALAM PROSES UPDATING.MOHON MAAF JIKA MASIH BANYAK FILE-FILE LAMA.TERIMAKASIH ATAS PENGERTIAANYA.BLOG INI SEDANG DALAM PROSES UPDATING.MOHON MAAF JIKA MASIH BANYAK FILE-FILE LAMA.TERIMAKASIH ATAS PENGERTIAANYA.BLOG INI SEDANG DALAM PROSES UPDATING.MOHON MAAF JIKA MASIH BANYAK FILE-FILE LAMA.TERIMAKASIH ATAS PENGERTIAANYA.BLOG INI SEDANG DALAM PROSES UPDATING.MOHON MAAF JIKA MASIH BANYAK FILE-FILE LAMA.TERIMAKASIH ATAS PENGERTIAANYA.

Jumat, 20 Agustus 2010

Rahasia Besar Ramadhan; Kemenangan di Alam Jiwa


Ada sebuah rahasia besar yang tersimpan dalam peristiwa-peristiwa besar dalam Islam. Yaitu momentum/waktu yang dipilih Allah SWT untuk sederet peristiwa besar tersebut adalah bulan Ramadhan. Waktu yang sebenarnya menurut matematika bumi adalah waktu dimana terbayang letih, penat, dan keterbatasan waktu. Namun dalam matematika langit justru Ramadhan menghantar kaum muslimin meraih apapun tanpa batas, diluar logika matematika bumi.

Dalam tulisan 16 belas peritiwa besar ramadhan yang saya tulis sebelumnya, yang paling fenomenal adalah perang Badar yang terjadi pada Bulan Ramadhan tahun kedua Hijriah. Setahun sebelum itu (perang badar) terjadi peristiwa-peristiwa (ekspedisi,spionase,dll) yang mengharuskan kaum muslimin bersiap siaga bila terjadi perperangan dalam skala besar. Akhirnya Rasul melakukan Pengkondisian dan persiapan perang kepada kaum muslimin, namun di luar dugaan perang malah terjadi di saat dimana Allah SWT pertama kali mewajibkan Ibadah Puasa kepada kaum muslimin. Jadi puncak pertarungan antara kebenaran dan kebathilan itu sengaja diskenariokan oleh Allah saat kaum muslimin sedang berpuasa.

Dalam perang-perang yang terjadi dalam bulan Ramadhan, (perang Badar khususnya) sesungguhnya terjadi dua kemenangan sekaligus. Kemenangan pertama adalah kemenangan di alam jiwa, kemenangan di alam ruh/spirit. Dari dialog-dialog yang dilakukan Rasulullah saw sebelum akhirnya memutuskan untuk masuk Perang Badar, atau dialog antara Thariq bin Ziyad dengan pasukannya dalam penaklukan Andalus Setelah menguasai Jabal Thariq dan membakar kapal-kapal yang telah digunakannya, Thariq bin Ziyad berkhutbah di depan pasukannya:"Lautan dibelakang kalian! Musuh di depan kalian..", lalu pecahlah pertempuran antara 12.000 pasukan muslim melawan 100.000 tentara Roderick. Yang berakhir dengan tercerai-berainya pasukan Visigoth dan tewasnya Roderick.

kita bisa mendapatkan sebuah kesimpulan betapa pernyataan-pernyataan yang keluar dari mulut para sahabat beliau, atau kaum muslimin yang berperang dalam penaklukan Andalus menunjukkan bahwa mereka sedang berada dalam puncak keimanan, jiwa-jiwa mereka sedang kuat, obsesi mereka berada pada puncak tertinggi, spirit ketauhidan mereka melayang untuk bisa menuju surga, bahkan spirit itu sangat terasa kental diantara mereka sendiri hingga diantara mereka satu sama lain dapat saling menggetarkan hati dan mudah menangis karena ketakwaannya.Kepercayaan mereka sudah tidak terbatas pada Allah dan Rasulullah, bahkan ada sahabat yang berkata "Wahai Rasul, jika engkau masuk ke dalam samudera kami pun akan menyelami samudera bersamamu bahkan jika engkau berjalan menembus hamparan kobaran api kami pun akan ikut menembus api itu bersamamu". Tekad mereka telah membaja yang bahkan tidak terkalahkan dalam menegakkan kebenaran, keberanian yang memuncak dan tak ada satu pun dimuka bumi yang mereka takuti kecuali Allah dan Rasulnya serta kerinduan pada surga yang tidak bisa dirayu lagi dengan fananya dunia. Itu semua yang memberikan energi perlawanan yang sangat dahsyat. Spirit ketauhidan akan jaminan mati syahid itulah yang menyebabkan Belanda mundur dari Indonesia.

Itulah rahasianya;bahwa kemenangan yang "sesungguhnya" terjadi pertama kali di alam jiwa, "tegakkan islam di hatimu, maka islam akan tegak di bumimu" yakni ketika kepercayaan mengalahkan keraguan, ketaatan mengalahkan egoisme diri, harapan mengalahkan kecemasan, keberanian mengalahkan ketakutan, rindu pada surga adalah obsesi yang mengalahkan rayuan dunia, tekad membaja tidak tembus oleh keterbatasan fasilitas dan kelemahan, kebesaran musuh berubah menjadi hal yang kecil dalam pandangan jiwanya dan syahid amat mulia dalam dadanya.

Sebelum hijrah kaum muslimin terutama para sahabat sebagian masih menggunakan paradigma(kerangka berpikir/sudut pandang)kemanusiaannya (bashirah insaniyah) dalam memberikan penilaian atas apa yang terjadi pada diri mereka. namun saat mereka telah hijrah dan terusir dari negerinya, ke madinah dan menerima tempaan dari rasul, mereka beralih menggunakan paradigm ketuhanan (bashirah ilahiyah) karena itulah ideology islam membumi dan tegak serta kokoh di hati sanubari mereka.mereka tidak lagi melakukan perhitungan dengan angka matematis bumi tapi dengan perhitungan matematis langit.

Itulah pemaknaannya; bahwa sungguh pertempuran adalah bagian dari perang, dan perang yang sesungguhnya terjadi dalam semua dimensi. Buah kemenangan di dalam peperangan selalu diawali dengan kemenangan di alam jiwa, karena senjata tidaklah berdiri sendiri, karena organisasi tidak hanya sistem, karena segala apa yang dikendalikan bergantung pada unsur manusia-nya. Karena Organisasi akan kuat jika didukung oleh timyang super,karena sorotan mata seringkali lebih tajam daripada kilatan pedang,karena keberanian dan kewibawaan Umar lebih ditakuti syetan daripada yang lainnya, karena nama Khalid bin Walid lebih menakutkan daripada pasukannya,karena teriakan Al Qa'qa' bin 'Amr lebih menakutkan daripada seribu laki-laki.

Komitmen spiritual inilah yang membuat pertolongan Allah datang dalam situasi sangatsulit dan pelik. Persoalannya apakah rahasia dibalik kemenangan jiwa tersebut? Jawabannya adalah puasa. Puasa mengantar kita meraih semua kemenangan di Alam jiwa. Dan begitulah kenyataan sejarah mengajarkan pada kita, kaum muslimin selalu mencatat rekor-rekor kemenangan besar nan fantastis yang sangat menentukan dalam bulan ramadhan atau lebih tepatnya dalam keadaan berpuasa.

Kaum muslimin meraih kemenangan dalam perang-perang yang terjadi pada bulan ramadhan, dari perang badar, membebaskan kota Makkah. Muzaffar Qutthuz menaklukkan pasukan-pasukan Tartar dalam perang 'Ain Jalut. Sholahuddin Al Ayyubi mengusir pasukan salib dari tanah palestina dalam perang Hiththin.Thariq bin Ziyad menaklukkan Andalus. Atau kisah yang cukup dekat yakni Muhammad Al Fatih Murrad melakukan puasa sunnah 3 hari berturut-turut sebelum merebut konstatinopel.

Kemenangan di alam nyata adalah hasil dari kemenangan di alam jiwa. Dan kemenangan di alam jiwa mempunyai satu rahasia: puasa.

Mari kita semua meraih kemenangan di Alam jiwa. Sukses dalam menempuh Ibadah Ramadhan

Tertanda

Johandri

Rahasia Besar Ramadhan; Kemenangan di Alam Jiwa

Ada sebuah rahasia besar yang tersimpan dalam peristiwa-peristiwa besar dalam Islam. Yaitu momentum/waktu yang dipilih Allah SWT untuk sederet peristiwa besar tersebut adalah bulan Ramadhan. Waktu yang sebenarnya menurut matematika bumi adalah waktu dimana terbayang letih, penat, dan keterbatasan waktu. Namun dalam matematika langit justru Ramadhan menghantar kaum muslimin meraih apapun tanpa batas, diluar logika matematika bumi.

Dalam tulisan 16 belas peritiwa besar ramadhan yang saya tulis sebelumnya, yang paling fenomenal adalah perang Badar yang terjadi pada Bulan Ramadhan tahun kedua Hijriah. Setahun sebelum itu (perang badar) terjadi peristiwa-peristiwa (ekspedisi,spionase,dll) yang mengharuskan kaum muslimin bersiap siaga bila terjadi perperangan dalam skala besar. Akhirnya Rasul melakukan Pengkondisian dan persiapan perang kepada kaum muslimin, namun di luar dugaan perang malah terjadi di saat dimana Allah SWT pertama kali mewajibkan Ibadah Puasa kepada kaum muslimin. Jadi puncak pertarungan antara kebenaran dan kebathilan itu sengaja diskenariokan oleh Allah saat kaum muslimin sedang berpuasa.

Dalam perang-perang yang terjadi dalam bulan Ramadhan, (perang Badar khususnya) sesungguhnya terjadi dua kemenangan sekaligus. Kemenangan pertama adalah kemenangan di alam jiwa, kemenangan di alam ruh/spirit. Dari dialog-dialog yang dilakukan Rasulullah saw sebelum akhirnya memutuskan untuk masuk Perang Badar, atau dialog antara Thariq bin Ziyad dengan pasukannya dalam penaklukan Andalus Setelah menguasai Jabal Thariq dan membakar kapal-kapal yang telah digunakannya, Thariq bin Ziyad berkhutbah di depan pasukannya:"Lautan dibelakang kalian! Musuh di depan kalian..", lalu pecahlah pertempuran antara 12.000 pasukan muslim melawan 100.000 tentara Roderick. Yang berakhir dengan tercerai-berainya pasukan Visigoth dan tewasnya Roderick.

kita bisa mendapatkan sebuah kesimpulan betapa pernyataan-pernyataan yang keluar dari mulut para sahabat beliau, atau kaum muslimin yang berperang dalam penaklukan Andalus menunjukkan bahwa mereka sedang berada dalam puncak keimanan, jiwa-jiwa mereka sedang kuat, obsesi mereka berada pada puncak tertinggi, spirit ketauhidan mereka melayang untuk bisa menuju surga, bahkan spirit itu sangat terasa kental diantara mereka sendiri hingga diantara mereka satu sama lain dapat saling menggetarkan hati dan mudah menangis karena ketakwaannya.Kepercayaan mereka sudah tidak terbatas pada Allah dan Rasulullah, bahkan ada sahabat yang berkata "Wahai Rasul, jika engkau masuk ke dalam samudera kami pun akan menyelami samudera bersamamu bahkan jika engkau berjalan menembus hamparan kobaran api kami pun akan ikut menembus api itu bersamamu". Tekad mereka telah membaja yang bahkan tidak terkalahkan dalam menegakkan kebenaran, keberanian yang memuncak dan tak ada satu pun dimuka bumi yang mereka takuti kecuali Allah dan Rasulnya serta kerinduan pada surga yang tidak bisa dirayu lagi dengan fananya dunia. Itu semua yang memberikan energi perlawanan yang sangat dahsyat. Spirit ketauhidan akan jaminan mati syahid itulah yang menyebabkan Belanda mundur dari Indonesia.

Itulah rahasianya;bahwa kemenangan yang "sesungguhnya" terjadi pertama kali di alam jiwa, "tegakkan islam di hatimu, maka islam akan tegak di bumimu" yakni ketika kepercayaan mengalahkan keraguan, ketaatan mengalahkan egoisme diri, harapan mengalahkan kecemasan, keberanian mengalahkan ketakutan, rindu pada surga adalah obsesi yang mengalahkan rayuan dunia, tekad membaja tidak tembus oleh keterbatasan fasilitas dan kelemahan, kebesaran musuh berubah menjadi hal yang kecil dalam pandangan jiwanya dan syahid amat mulia dalam dadanya.

Sebelum hijrah kaum muslimin terutama para sahabat sebagian masih menggunakan paradigma(kerangka berpikir/sudut pandang)kemanusiaannya (bashirah insaniyah) dalam memberikan penilaian atas apa yang terjadi pada diri mereka. namun saat mereka telah hijrah dan terusir dari negerinya, ke madinah dan menerima tempaan dari rasul, mereka beralih menggunakan paradigm ketuhanan (bashirah ilahiyah) karena itulah ideology islam membumi dan tegak serta kokoh di hati sanubari mereka.mereka tidak lagi melakukan perhitungan dengan angka matematis bumi tapi dengan perhitungan matematis langit.

Itulah pemaknaannya; bahwa sungguh pertempuran adalah bagian dari perang, dan perang yang sesungguhnya terjadi dalam semua dimensi. Buah kemenangan di dalam peperangan selalu diawali dengan kemenangan di alam jiwa, karena senjata tidaklah berdiri sendiri, karena organisasi tidak hanya sistem, karena segala apa yang dikendalikan bergantung pada unsur manusia-nya. Karena Organisasi akan kuat jika didukung oleh timyang super,karena sorotan mata seringkali lebih tajam daripada kilatan pedang,karena keberanian dan kewibawaan Umar lebih ditakuti syetan daripada yang lainnya, karena nama Khalid bin Walid lebih menakutkan daripada pasukannya,karena teriakan Al Qa'qa' bin 'Amr lebih menakutkan daripada seribu laki-laki.

Komitmen spiritual inilah yang membuat pertolongan Allah datang dalam situasi sangatsulit dan pelik. Persoalannya apakah rahasia dibalik kemenangan jiwa tersebut? Jawabannya adalah puasa. Puasa mengantar kita meraih semua kemenangan di Alam jiwa. Dan begitulah kenyataan sejarah mengajarkan pada kita, kaum muslimin selalu mencatat rekor-rekor kemenangan besar nan fantastis yang sangat menentukan dalam bulan ramadhan atau lebih tepatnya dalam keadaan berpuasa.

Kaum muslimin meraih kemenangan dalam perang-perang yang terjadi pada bulan ramadhan, dari perang badar, membebaskan kota Makkah. Muzaffar Qutthuz menaklukkan pasukan-pasukan Tartar dalam perang 'Ain Jalut. Sholahuddin Al Ayyubi mengusir pasukan salib dari tanah palestina dalam perang Hiththin.Thariq bin Ziyad menaklukkan Andalus. Atau kisah yang cukup dekat yakni Muhammad Al Fatih Murrad melakukan puasa sunnah 3 hari berturut-turut sebelum merebut konstatinopel.

Kemenangan di alam nyata adalah hasil dari kemenangan di alam jiwa. Dan kemenangan di alam jiwa mempunyai satu rahasia: puasa.

Mari kita semua meraih kemenangan di Alam jiwa. Sukses dalam menempuh Ibadah Ramadhan

Tertanda

Johandri

Rahasia Besar Ramadhan; Kemenangan di Alam Jiwa

Ada sebuah rahasia besar yang tersimpan dalam peristiwa-peristiwa besar dalam Islam. Yaitu momentum/waktu yang dipilih Allah SWT untuk sederet peristiwa besar tersebut adalah bulan Ramadhan. Waktu yang sebenarnya menurut matematika bumi adalah waktu dimana terbayang letih, penat, dan keterbatasan waktu. Namun dalam matematika langit justru Ramadhan menghantar kaum muslimin meraih apapun tanpa batas, diluar logika matematika bumi.

Dalam tulisan 16 belas peritiwa besar ramadhan yang saya tulis sebelumnya, yang paling fenomenal adalah perang Badar yang terjadi pada Bulan Ramadhan tahun kedua Hijriah. Setahun sebelum itu (perang badar) terjadi peristiwa-peristiwa (ekspedisi,spionase,dll) yang mengharuskan kaum muslimin bersiap siaga bila terjadi perperangan dalam skala besar. Akhirnya Rasul melakukan Pengkondisian dan persiapan perang kepada kaum muslimin, namun di luar dugaan perang malah terjadi di saat dimana Allah SWT pertama kali mewajibkan Ibadah Puasa kepada kaum muslimin. Jadi puncak pertarungan antara kebenaran dan kebathilan itu sengaja diskenariokan oleh Allah saat kaum muslimin sedang berpuasa.

Dalam perang-perang yang terjadi dalam bulan Ramadhan, (perang Badar khususnya) sesungguhnya terjadi dua kemenangan sekaligus. Kemenangan pertama adalah kemenangan di alam jiwa, kemenangan di alam ruh/spirit. Dari dialog-dialog yang dilakukan Rasulullah saw sebelum akhirnya memutuskan untuk masuk Perang Badar, atau dialog antara Thariq bin Ziyad dengan pasukannya dalam penaklukan Andalus Setelah menguasai Jabal Thariq dan membakar kapal-kapal yang telah digunakannya, Thariq bin Ziyad berkhutbah di depan pasukannya:"Lautan dibelakang kalian! Musuh di depan kalian..", lalu pecahlah pertempuran antara 12.000 pasukan muslim melawan 100.000 tentara Roderick. Yang berakhir dengan tercerai-berainya pasukan Visigoth dan tewasnya Roderick.

kita bisa mendapatkan sebuah kesimpulan betapa pernyataan-pernyataan yang keluar dari mulut para sahabat beliau, atau kaum muslimin yang berperang dalam penaklukan Andalus menunjukkan bahwa mereka sedang berada dalam puncak keimanan, jiwa-jiwa mereka sedang kuat, obsesi mereka berada pada puncak tertinggi, spirit ketauhidan mereka melayang untuk bisa menuju surga, bahkan spirit itu sangat terasa kental diantara mereka sendiri hingga diantara mereka satu sama lain dapat saling menggetarkan hati dan mudah menangis karena ketakwaannya.Kepercayaan mereka sudah tidak terbatas pada Allah dan Rasulullah, bahkan ada sahabat yang berkata "Wahai Rasul, jika engkau masuk ke dalam samudera kami pun akan menyelami samudera bersamamu bahkan jika engkau berjalan menembus hamparan kobaran api kami pun akan ikut menembus api itu bersamamu". Tekad mereka telah membaja yang bahkan tidak terkalahkan dalam menegakkan kebenaran, keberanian yang memuncak dan tak ada satu pun dimuka bumi yang mereka takuti kecuali Allah dan Rasulnya serta kerinduan pada surga yang tidak bisa dirayu lagi dengan fananya dunia. Itu semua yang memberikan energi perlawanan yang sangat dahsyat. Spirit ketauhidan akan jaminan mati syahid itulah yang menyebabkan Belanda mundur dari Indonesia.

Itulah rahasianya;bahwa kemenangan yang "sesungguhnya" terjadi pertama kali di alam jiwa, "tegakkan islam di hatimu, maka islam akan tegak di bumimu" yakni ketika kepercayaan mengalahkan keraguan, ketaatan mengalahkan egoisme diri, harapan mengalahkan kecemasan, keberanian mengalahkan ketakutan, rindu pada surga adalah obsesi yang mengalahkan rayuan dunia, tekad membaja tidak tembus oleh keterbatasan fasilitas dan kelemahan, kebesaran musuh berubah menjadi hal yang kecil dalam pandangan jiwanya dan syahid amat mulia dalam dadanya.

Sebelum hijrah kaum muslimin terutama para sahabat sebagian masih menggunakan paradigma(kerangka berpikir/sudut pandang)kemanusiaannya (bashirah insaniyah) dalam memberikan penilaian atas apa yang terjadi pada diri mereka. namun saat mereka telah hijrah dan terusir dari negerinya, ke madinah dan menerima tempaan dari rasul, mereka beralih menggunakan paradigm ketuhanan (bashirah ilahiyah) karena itulah ideology islam membumi dan tegak serta kokoh di hati sanubari mereka.mereka tidak lagi melakukan perhitungan dengan angka matematis bumi tapi dengan perhitungan matematis langit.

Itulah pemaknaannya; bahwa sungguh pertempuran adalah bagian dari perang, dan perang yang sesungguhnya terjadi dalam semua dimensi. Buah kemenangan di dalam peperangan selalu diawali dengan kemenangan di alam jiwa, karena senjata tidaklah berdiri sendiri, karena organisasi tidak hanya sistem, karena segala apa yang dikendalikan bergantung pada unsur manusia-nya. Karena Organisasi akan kuat jika didukung oleh timyang super,karena sorotan mata seringkali lebih tajam daripada kilatan pedang,karena keberanian dan kewibawaan Umar lebih ditakuti syetan daripada yang lainnya, karena nama Khalid bin Walid lebih menakutkan daripada pasukannya,karena teriakan Al Qa'qa' bin 'Amr lebih menakutkan daripada seribu laki-laki.

Komitmen spiritual inilah yang membuat pertolongan Allah datang dalam situasi sangatsulit dan pelik. Persoalannya apakah rahasia dibalik kemenangan jiwa tersebut? Jawabannya adalah puasa. Puasa mengantar kita meraih semua kemenangan di Alam jiwa. Dan begitulah kenyataan sejarah mengajarkan pada kita, kaum muslimin selalu mencatat rekor-rekor kemenangan besar nan fantastis yang sangat menentukan dalam bulan ramadhan atau lebih tepatnya dalam keadaan berpuasa.

Kaum muslimin meraih kemenangan dalam perang-perang yang terjadi pada bulan ramadhan, dari perang badar, membebaskan kota Makkah. Muzaffar Qutthuz menaklukkan pasukan-pasukan Tartar dalam perang 'Ain Jalut. Sholahuddin Al Ayyubi mengusir pasukan salib dari tanah palestina dalam perang Hiththin.Thariq bin Ziyad menaklukkan Andalus. Atau kisah yang cukup dekat yakni Muhammad Al Fatih Murrad melakukan puasa sunnah 3 hari berturut-turut sebelum merebut konstatinopel.

Kemenangan di alam nyata adalah hasil dari kemenangan di alam jiwa. Dan kemenangan di alam jiwa mempunyai satu rahasia: puasa.

Mari kita semua meraih kemenangan di Alam jiwa. Sukses dalam menempuh Ibadah Ramadhan

Tertanda

Johandri

Air Mengalir hanya Malam Hari


SAMARINDA – Persoalan air masih saja dikeluhkan warga Samarinda. Keluhan ini dilontarkan sebagian pelanggan yang menetap di Jalan M Yamin, Wahid Hasyim, Pramuka dan Suwandi karena sudah berbulan-bulan tak kunjung mendapatkan pelayanan yang baik.

Johandri, Ketua KAMMI Kaltim menuturkan air PDAM di beberapa kawasan itu seringkali tidak mengalir di siang hari dan baru mengalir di malam hari. "Bahkan ada yang hanya mengalir satu pekan sekali. Begitu pula di Jalan Siti Aisiyah dan daerah Telok Lerong Ilir. Hal ini tentu mengganggu aktivitas masyarakat, terutama bagi penjual warung-warung kecil dan kos-kosan mahasiswa," kata Johandri, Senin (16/8).

Untuk memenuhi kebutuhan air, mau tak mau warga menyiasatinya dengan membeli air di luar air PDAM. "Terpaksa merogoh kocek Rp 50.000 per sekali pengisian. Padahal PDAM Samarinda masuk sebagai lima PDAM di Kaltim yang mampu meraih laba sesuai audit dari BPKP Kaltim. Kenaikan tarif PDAM hingga 40 persen rupanya belum menjadi jaminan pendistribusian air bersih kepada masyarakat tak mengalami kendala," kata Johandri.

Menyikapi hal tersebut, KAMMI mendesak PDAM Samarinda untuk segera memperbaiki dan mengangani pengelolaan distribusi air dan menanggapi keluhan masyarakat Samarinda. "PDAM juga mesti meminta maaf pada pelanggan yang di daerahnya mengalami gangguan air," ujarnya.

Johandri berjanji KAMMI dan seluruh elemen mahasiswa akan berdemonstrasi dalam membela hak rakyat yang tidak terlayani dengan baik oleh PDAM Samarinda. "Kami juga akan segera melakukan riset terkait gangguan mengalirnya air yang terjadi dan membeberkan pada masyarakat," kata Johandri. Sayangnya, Syarif Rahman Hakim Humas PDAM Samarinda belum bisa dikonfirmasi mengenai keluhan ini. (may)

Dapatkan artikel ini di URL:
http://www.tribunkaltim.co.id/read/artikel/64498

Selasa, 10 Agustus 2010

Ramadhan Memerdekakan Tanggung Jawab Sosial Kita


Salah satu hikmah berpuasa adalah turut merasakan kesulitan yang dialami orang-orang miskin. Karena itu, puasa di Bulan Ramadhan bagi bangsa Indonesia bukanlah suatu kewajiban, tapi kebutuhan. Maklum, jurang si kaya dan si miskin di negeri ini amat curam.

Dalam nuansa 65 tahun Kemerdekaan Indonesia yang bertepatan dengan Ibadah Ramadhan punya makna tersendiri. Sejenak kita dihadapkan pada kesadaran bahwa ternyata, bangsa ini belum merdeka seutuhnya. Bangsa ini belum Merdeka dari Kemiskinan, dari Perilaku korupsi dan keegoisan pejabatnya terhadap kekuasaan, bangsa ini belum merdeka dari kondisi ekonomi yang belum ideal dan kuat. Sudah saatnya ramadhan memerdekakan kaum dhuafa dan membebaskan kekikiran para pengusaha yang tidak mau berzakat. Kita menginginkan zakat menghasilkan pemberdayaan yang mandiri, bukan untuk dibanggakan jumlahnya saat laporan Masjid. Sudah saatnya zakat menjadi Program Pemberdayaan Kemandirian Masyarakat. Agar zakat bisa mengurangi angka kemiskinan. Itu baru zakat yang progresif.

Ketika kita mau sejenak saja menyelami samudera kehidupan kaum dhuafa beserta air matanya, berpuasa bagi penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan dan mereka yang nyaris-nyaris miskin, adalah realita keseharian mereka. Jadi tidak perlu dibahas lagi. Tanpa diwajibkan pun, mereka biasa menahan lapar. Setidaknya dengan banyak acara bersama yang diselenggarakan banyak pihak bagi mereka, ada sedikit perbaikan gizi.

Berpuasa justru dibutuhkan bagi warga bangsa yang hidup berada jauh diatas garis kemiskinan. Minimal, berpuasa bisa menjadi treatment bagi permasalahan kesehatan mereka. karena dengan berpuasa, kebiasaan mengkonsumsi gizi berlebihan dapat dihindarkan. Jika mau masuk ke area yang lebih filosofis lagi, berpuasa bagi warga bangsa yang jauh dia atas garis kemiskinan dilakukan untuk memekakan hati nurani mereka. menghadirkan lagi rasa sensitifitas bahwa mereka punya kewajiban. Kewajiban itu bernama tanggung jawab sosial.

Tanggung jawab sosial. Inilah karakter yang kini hilang dari jati diri bangsa kita. Banyak contoh kecil yang bisa menjadi cermin. Masih adakah telepon umum hidup dan terawat di sekeliling kita ? berapa banyak bangkai tikus mejret terlindas kendaraan di jalan raya? Di tempat umum manakah bisa kita dapati bersih tanpa sampah berserakan? Berapa banyak zakat yang dikelola professional dan mampu memandirikan serta memberdayakan masyarakat?

Kabar tentang hilangnya karakter tanggung jawab sosial dari jatidiri bangsa kita, setiap hari kita peroleh di media massa. Uang Negara dikelola tanpa mengindahkan aturan, bahkan sering pula aturannya tak jelas. Pungutan liar dan kreatifitas segelintir memanfaatkan celah-celah untuk mengambil manfaat untuk korupsi. Banyak pejabat yang memiliki rekening berisi uang rakyat yang tidak punya mekanisme tanggung jawab dalam menggunakannya. Dan masih banyak yang lain lagi.

Jika kita buat daftar, banyak kasus yang tidak jelas siapa yang harus bertanggungjawab. Kasus teranyar ledakan tabung gas elpiji, pengemplang pajak, korupsi pajak, BLBI, Lumpur lapindo. Siapa yang harus bertanggung jawab?
Jawabannya tidak ada, semua diam. Semua lempar batu sembunyi tangan. Semua pihak yang punya kewenangan mengurainya, hanya memberi jawaban kepada kita, “oknum” atau “aktor intelektual” yang harus bertanggung jawab. Siapa? Au ah gelap! Karena untuk menangkap yang jelas dan ada fotonya saja seperti Anthony salim, Anggoro Widjoyo, aparat tidak mampu.

Mari kita bangun tanggung jawab sosial yang sudah menjadi jati diri bangsa kita. Jangan biarkan bangsa ini berjalan tak tentu arah, ummat ini bertambah buruk dari hari ke hari. Mari berikan kontribusi kita minimal sebagai putra dan putri bangsa. Jangan engkau biarkan mahasiswa yang berdemonstrasi di pinggir jalan tak engkau berikan dukungan. Jangan biarkan mahasiswa, pelajar, adik-adik kita yang berprestasi dan mengharumkan bangsa ini dengan menjuarai olimpiade ilmiah maupun olahraga menjadi sedih dan kecewa terhadap kondisi bangsa. Jangan biarkan kaum dhuafa menyesal dan kecewa terhadap perhatian dan perlindungan ekonomi terhadap orang miskin yang ada dan tiadanya tak ubahnya sama. Ulurkan tangan kita. Singsingkan lengan baju kita. Berikan kontribusimu. Indonesia menunggu.
Merdeka !!!

Tertanda
Johandri

Rabu, 04 Agustus 2010

Pesan untuk Aktivis Muslim di Bulan Ramadhan


Mobilisasi dakwah menemukan momentumnya di Bulan ramadhan. Berharap dai&aktivis muslim, tak hanya tampil layakya rutinitas biasa namun sebagai momen perubahan yang membawa pesan substansial
Hampir seluruh media menampilkan ceramah, Televisi, radio, Koran, dan Talkshow, Tabligh akbar, mimbar-mimbar tarawih, sahur bersama atau sekedar pengisi waktu menjelang berbuka. Alangkah dashyatnya jika kesempatan tersebut kita jadikan sebagai momentum untuk mobilisasi hal-hal yang mendasar tentang kebenaran islam. Tidak hanyut dalam setting hiburan, tertawa tak tentu arah, dan akhirnya hanya memberikan sedikit bekas pada diri ummat. Padahal, kesempatan sudah tersedia, tersebar luas on air, biaya penyiaran yang besar dan effort yang tidak ringan. Semestinya menjadi fasilitas yang tidak boleh disia-siakan.

Memilih agenda-agenda dan tema yang menarik serta substansial sangatlah fundamen untuk disampaikan pada masyarakat. Masyarakat harus diajak melupakan budaya sebagai pendengar yang terhibur dengan tontonan. Aktivis muslim dan da’i harus banyak memberikan inspirasi dan pembagian-pembagian nilai-nilai ideologis yang dapat memberi pembelajaran baik secara ilmu, maupun sikap.

Secara sederhana tugas seorang da’I dan aktivis muslim terangkum dalam ayat Allah,”Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.” (QS Al baqarah :151). Dalam ayat diatas, Allah memberikan tugas kepada Rasulullah saw. Setidaknya ada 3 perkara. Menyampaikan ayat-ayat-Nya, mensucikan ummat-Nya, mengajarkan Kitab dan Hikmah, serta mengajarkan ilmu pengetahuan untuk ummat islam.

Sampaikan ayat-ayat Allah, tak ada yang lebih utama yang disampaikan oleh lisan dan ditelurkan oleh pikiran, kecuali membersihkan kembali akidah dan meluruskan kembali Tauhid. Pertama, Menyampaikan tentang diri-Nya, sifat-sifat-Nya dan juga tentang kebesaran-Nya, Kedua tentang kabar dan berita, sejarah yang telah berlaku, sedang terjadi dan akan terwujud nanti. Ketiga tentang seluruh perintah-Nya, baik yang bersifat larangan maupun yang bernada seruan. Kita mengharapkan sekali bahwa terbentuk kesolehan pribadi dan sosial. Oleh karena itu da’i&aktivis muslim harus cermat dalam mengamati perilaku dan apakah terjadi perubahan budaya masyarakat menuju ke arah yang lebih baik. Parameter yang kita gunakan adalah perubahan yang terjadi di masyarakat. Sebagai da’I dan aktivis muslim yang menjadi pembawa gerbong ilmu islam dan ideology islam haruslah punya kemauan kuat merubah kultur menjadi (meningkatnya orang yang soleh pribadi dan soleh sosial) dengan cerminnya adalah perilaku mereka. kita sangat rindu dengan ceramah-ceramah di masyarakat yang menyampaikan tentang ceramah progresif, kemajuan bangsa, fokus pada pembangunan izzah ummat islam dan nilai-nilai ideologis yang membuat mereka rindu dengan masjid sebagai tempat belajar serta melantunkan doa-doa progresif.

Harapan pribadi saya sesampainya dalam beberapa tahun ke depan. Ketika ada permasalahan ummat semisal palestina, maka isi khutbah di masjid menyampaikan tentang pembelaan terhadap bangsa palestina, tidak seperti sekarang, di Samarinda sehari setelah palestina diserang, keesokan harinya bisa dihitung dengan jari berapa masjid di samarinda yang menyampaikan khutbah sesuai dengan progresifitas yang saya harapkan. Begitu pula tentang Ceramah yang kontemporer tentang korupsi dll.

Ajakan Mensucikan Diri, Tazkiyatun nafs. Bagaimana kemudian di bulan Ramadhan ini ajakan masyarakat untuk bersama-sama mensucikan diri menemukan muaranya. Dengan ukuran banyaknya pengunjung Masjid dan suburnya amal-amal ibadah yang tersemai. Kita semua mengetahui bahwa ada pendapat ulama yang mengatakan jika Islam itu ingin menang dan musuh Islam gentar adalah ketika jamaah solat subuh sama dengan jumlah jamaah solat jumat. Inspirasi dan program yang tepat serta rutin tentang menghidupkan akhlak yang mulia menjadi penting kiranya untuk dioptimalkan. Apa yang perlu aktivis muslim & da’I ingat adalah secara psikologis masyarakat mereka terinspirasi untuk merbuat amal kebajikan mulai yang kecil-kecil sampai yang besar-besar. Ibnul Qoyyim benar ketika beliau mengatakan:”setiap kebaikan yang kita lakukan akan mengajak saudara-saudaranya yang lain.”

Mengajarkan Kitab & Hikmah, serta pengetahuan pengajaran ini mempunyai target agar ummat memiliki stok rangsangan belajar Islam yang kuat atau aktivis muslim &Da’I setidak-tidaknya menginginkan masyarakat menjadi masyarakat pembelajar. Berawal dari belajar (membaca) maka kemajuan ummat akan semakin jelas masa depannya. Pengajaran tentang sejarah kenabian, hikmah diablik kejadian lampau maupun sekarang, islma kontemporer dalam memandang aktivitas keseharian kehidupan. Bagaimana islam sempurna dalam mengelola seluruh bidang kehidupan (politik, kepemimpinan, kebangsaan, pendidikan, pemenuhan hak-hak hidup dsB). Tentunya aktivis muslim dan da’I mesti memenuhi kebutuhan masyrakat dengan hal-hal baru, menarik, serta ilmiah sesuai dengan kondisi. Pembelajaran tentang pembukaan paradigm islam tradisional menuju Islam syumum mutakammil, islam memandang zakat sebagai pengentas permasalahan ekonomi, potensi zakat dalam mengurangi angka kemiskinan, Islam menilai perilaku korupsi, Islam menilai agenda mendesak bangsa, dan perwujuduan Baldatun Thoyyibatun warobbun Goffur. Agar semua nilai-nilai Islam yang pernah mereka dengar walau tidak dalam tidak lagi klise. Dan akan membuka paradigm Islam (yg dlm dunia pendidikan kita dr SD sampai SMA berkutat wudhu, solat, thaharah, haji dll) menuju paradigm Islam yang syumul sesuai dengan tujuan agama itu diturunkan.

Pada akhirnya, hanya kepada Allah hamba berserah diri, memohon ampun dan berharap kebaikan atas semua yang telah dilakukan. Alla kulli hal. Mari kita memperbaiki kondisi ummat bersama-sama, saling toleran, dan saling bekerjasama. Mohon maaf bila ada kesalahan dalam tulisan ini. Hanya semata untuk membangun dan mengingatkan kita semua. Wassalam.
Johandri