Pemuda khusunya mahasiswa merupakan suatu komunitas atau kumpulan orang-orang yang kreatif, kritis dan mempunyai disiplin ilmu. Mahasiswa sebagai makhluk sosial-intelektual memerlukan komunikasi untuk berinteraksi dengan Lingkungannya. Media tulisan merupakan media yang relatif dekat dengan mahasiswa karena dengan media ini mahasiswa tersebut bisa langsung menuangkan aspirasi ataupun idenya kedalam suatu tulisan sehingga aspirasi atau ide yang ada dalam pikirannya dapat diterima ataupun disosialisasikan kepada rekan mahasiswa atau masyarakat secara umum.
Namun, banyak mahasiswa yang tidak bisa menuangkan ide atau aspirasinya kedalam sebuah tulisan. Hal tersebut bisa terjadi disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya karena pertama, ketidakmampuan melakukan rekonstruksi terhadap peristiwa yang dialami. Kedua, tidak memiliki detail peristiwa karena tidak mencatat. Ketiga, keterbatasan pengetahuan mengenai peristiwa yang akan diceritakan. Keempat, belum begitu banyak variasi kalimat dan jumlah kosa kata yang dimiliki.
Samarinda. Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kalimantan Timur dibawah Departemen Hubungan Masyarakat, Minggu (08/11), menggelar Pelatihan Penulisan dengan tema “Rekonstruksi Gerakan Pena sebagai salah satu wadah strategis perjuangan KAMMI”. Acara yang dihadiri oleh puluhan peserta dari Pengurus KAMMI KALTIM dan KAMMI Komisariat se-KALTIM ini, bertempat di Gedung Ikatan Alumni Universitas Mulawarman.
Micheal Adam (Radio Metro) yang lebih akrab dengan sapaan Bang Adam, sebagai pembicara untuk Analisa Wacana dan Manajeman Isu menantang para peserta untuk merumuskan isu-isu yang saat ini sedang populer. Isu yg dilempar pada pelatihan ini sangat beragam antara lain permasalahan CICAK vs Buaya yg saat ini sedang menjadi pergunjingan masyarakat kampus maupun birokrasi, kemudian ada juga isu kemiskinan & pendidikan.
Kemudian Bang Agus (KALTIM Post) yang memaparkan materi tentang Pers Release juga menantang para peserta untuk membuat rilis tentang acara ini yangg kemudian akan dinominasikan dan dievaluasi untuk uji kelayakan, bahkan Bang Agus menjanjikan akan menerbitkan rilis peserta yang terpilih pada KALTIM Post Senin (09/11).
Salah satu peserta pelatihan ketika diwawancarai menyatakan bahwa ”Keikutsertaan saya pada pelatihan penulisan ini a/sebagai bentuk dedikasi saya untuk penyebaran opini/gagasan terhadap permasalahan bumi tempat saya dilahirkan karena tidak dapat kita pungkiri bahwa media memang sarana yg sangat strategis untuk menuangkan idealisme yg selama ini kita gaungkan.
Pasca pelatihan ini, para pemuda KAMMI KALTIM membawa komitmen untuk bisa menjawab tantangan jaman melalui optimalisasi media tulisan. Satu pekan setelah pelatihan ini dilaksanakan, peserta bersepakat untuk membuat tulisan sebagai penunjang terbitnya Majalah Muslim Negarawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar dengan bertanggung jawab