Oleh : Erdheny Paratama
Mahasiswa FE UNMUL
Kadept. Kaderisasi KAMMI Daerah Kalimantan Tiimur)
“Kinerja sebagai Menteri Keuangan yang cukup handal menjadi salah satu alasan kuat terpilihnya sri sebagai Managing Director di World Bank” inilah keterangan yang di kutip dari Presiden Bank Dunia Robert Zoellick dalam situs resminya. Di dalam negeri sendiri ternyata banyak sekali menuai asumsi dan spekulasi yang cepat berkembang, baik dalam hal poilitis atau motif spekulasi lainnya. Tentunya kita tidak malah menambah masalah yang sedang di hadapai negara ini, dalam hal penegakan supremasi hukum terhadap pejabat negara yang sedang terkena sangkaan kasus atau dalam kata lain sedang menjalani proses penyelidikan oleh pihak yudisial.
Tepatnya pada tanggal 25 april 2010 yang lalu, pihak bank dunia telah memberikan pernyataan kepada ibu sri mulyani untuk dapat menduduki posisi penting di bank dunia, dan masa jabatan efektifnya akan dimulai tepatnya pada tanggal 1 Juni nanti. Oleh karena itu sri mulyani segera mengambil keputusan untuk berhenti dan mengundurkan diri dari jabatannya sekarang yaitu sebagai menteri menteri keuangan di kabinet Indonesia bersatu jilid II saat ini.
Ibu Sri mulyani sendiri yang merupakan alumni dari Fakultas ekonomi Universitas Indonesia dulunya memang memiliki segudang prestasi dalam karirnya selaku pengamat perekonomian Indonesia, terkhusus beliau merupakan Ketua Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat FE UI (LPEM FE UI) sejak tahun 1998 lalu. Jabatan di ranah politiknya selain pernah menjadi kepala BAPPENAS, dan menjadi Plt. Menko Perekonomian menggantikan Boediono saat diangkat menjadi gubernur Bank Indonesia. Kemudian pada tahun 2006 Sri mulyani di nobatkan sebagai menteri keuangan terbaik Asia oleh Emerging Markets pada 18 september 2006 di sela Sidang Tahunan Bank Dunia dan IMF di Singapura. Ia juga terpilih sebagai wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbes pada tahun 2008 dan wanita paling berpengaruh ke-2 di Indonesia versi majalah Globe Asia pada oktober 2007.
Nampaknya Ibu Sri mulyani yang mendapatkan gelar S1 di FE UI, Master of Science of Policy Economicsnya di University of Illionis Urbana Champaign USA (1988-1990), dan memperoleh gelar Ph.D of economics nya di Universitas yang sama di USA tahun 1990-1992, sedang mendapatkan posisi yang luar biasa dari pihak Bank Dunia ketika di lamar menjadi Managing director sejak 25 April lalu. Itu berarti posisi yang sangat strategis dalam menentukan arah kebijakan dalam aktifitas Organisasi Bank Dunia.
Mengenal Bank Dunia dan Programnya
Bank Dunia (World Bank) atau yang juga disebut International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) ini merupakan sebuah organisasi internasional yang didirikan untuk melawan kemiskinan dengan cara membantu “membiayai” negara-negara di dunia. Dalam hal ini pengoperasian Bank Dunia di jaga melalui pembayaran sebagaimana di atur oleh negara-negara anggotanya.
Aktifitas Bank Dunia memberikan pinjaman dengan tarif preferensial kepada negara-negara anggota yang sedang mengalami kesusahan. Namun sebagai balasannya, pihak Bank Dunia juga meminta bahwa langkah-langkah ekonomi perlu di tempuh agar misalnya tindak “korupsi dapat dibatasi”, atau “demokrasi dikembangkan”.
Saat ini markas Bank Dunia berada di Washington DC Amerika serikat. Secara teknis dan struktural Bank Dunia termasuk salah satu dari badan PBB, namun secara operasional sangat berbeda dari badan-badan PBB lainnya. dan buruknya lagi bisa dikatakan bank dunia menuai banyak kritik tajam dari negara lain bahwa Bank dunia berada dalam pengaruh negara-negara tertentu saja terutama Amerika Serikat, karena yang mendapat manfaat paling banyak dari aktifitas Bank Dunia. Perlu kita ketauhi bahwa sejak 35 tahun lalu bank dunia sangat menjadi harapan negara-negara miskin sebagai sumber pinjaman dana pembangunan, dan sebagai gantinya pihak negara yang menerima santunan secara tidak langsung harus melakukan “petuah” yang diberikan oleh Bank Dunia, mulai dari kebijakan ekonomi, moneter, pasar ekspor-impor, dan lainnya.
Kritik yang kembali muncul kepermukaan saat aktifitas bank dunia berlangsung adalah bahwa Bank dunia beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip neoliberalisme, yang berdasarkan keyakinan bahwa pasar (bebas) dapat membawa kemakmuran kepada negara-negara yang mempraktekan kompetisi bebas, tanpa campur tangan apapun. Dalam prespektif ini, reformasi yang berinspirasikan “neoliberal” tidak selalu tepat bagi negara-negara yang mengalami konflik dan bencana, atau yang telah lama berada dalam kondisi tertekan (diktator atau penjajahan) dan negara yang tidak memiliki sistem politik demokratis yang stabil (seperti Timor timur). Dalam sudut pandang ini, Bank Dunia lebih memilih masuknya perusahaan-perusahaan asing dibandingkan Pengembangan Ekonomi lokal negara bersangkutan.
Sangat jelas sekali bahwa produk kebijakan dan aktifitas Bank Dunia sarat dengan muatan-muatan neoliberalisme yang membebaskan perlakuan seluas-luasnya kepada pasar, pasar, pasar dan sekali lagi pasar.
Kegiatan yang seperti ini sebetulnya yang malah kemudian mematikan instrumen aktifitas sektor riil di negara berkembang, contoh yang pertama di Indonesia saat produk domestik lokal belum siap bersaing dengan produk luar namun secara tiba-tiba kran pasar bebas di buka seluas-luasnya, sehingga hal ini mematikan pangsa pasar dalam negeri untuk produk lokal karena kalah dengan produk luar negeri. Contoh yang kedua pemerintah akan lebih cenderung untuk menerima investor asing yang ingin menanamkan modalnya ke dalam negeri dalam bentuk investasi jangka panjang dan melakukan privatisasi atas kepemilikan lahan. Bisa dibanyangkan jika dalam kurun waktu 10-15 tahun mendatang, maka akan banyak bertebaran perusahaan-perusahaan swasta yang di kelola oleh asing mendapatkan perhatian penuh dari pemerintah, dibandingkan dengan perhatian pemerintah sendiri terhadap industri produk lokal dalam negeri yang semakin lama semakin mengecil.
Kondisi yang terjadi sekarang
Setelah melihat beberapa wacana dan gambaran diatas, mengenai jabatan baru yang disematkan kepada Ibu Sri mulyani sebagai managing director of World bank pada saat beliau sedang dalam proses pemeriksaan terhadap kasus century dan yang lainnya, dan kemudian kita juga telah mengetahui bagaimana gambaran umum mengenai aktifitas Bank Dunia hingga saat ini, yaitu sangat jelas bahwa aktifitas Bank Dunia salah satunya adalah melakukan program Neoliberalisasi kepada negara di dunia dengan kebijakan-kebijkanannya. Dan selain itu tentunya juga akan tergambar jelas bahwa ada motif lain dan alasan kuat lain dibalik itu semua. Dapat dikatakan selama ini beliau (baca : sri mulyani) memang menjadi “anak emas” oleh Bank Dunia di wilayah Asia.
Saat ini beragam ucapan terimakasih dan ucapan selamat banyak sekali di sampaikan oleh beberapa pejabat negara, termasuk Presiden SBY sendiri. Tapi banyak juga yang menyangsikan sri mulyani saat dilamar oleh Bank Dunia, dengan apa yang sedang terjadi pada kondisi saat ini pada dirinya, dan anggapan yang muncul sekarang dari kalangan yang meminta pertanggungjawaban beliau dalam kasus Century adalah, apakah sri mulyani termasuk kedalam orang yang lari dari tanggung jawab. Muncul tanggapan dari berbagai kalangan professional hingga pejabat legislatif yang terhormat bahwa karir baru sri mulyani merupakan solusi dari kegaduhan politik yang selama ini terjadi dan melibatkan dirinya selaku menteri keuangan.
Namun apakah dengan peristiwa seperti ini, proses penegakan hukum terhadap permasalahan di Indonesia yang melibatkan sri mulyani sebagai salah seorang saksi kunci lantas di nafikan atau malah di cukupkan sampai disini saja. Setidaknya dua perkara ini harus diselesaikan dulu sebelum beliau “Pindah rumah” ke Washington DC. Saya rasa seluruh rakyat Indonesia juga akan berpikiran sama dengan kita selaku mahasiswa yang mampu menganalisa hal ini semua, yaitu tetap dilanjutkan proses hukum kepada yang bersangkutan sri mulyani hingga kasus-kasus yang melibatkan namanya dapat selesai dengan berkeadilan.
Saatnya Mahasiswa dan masyarakat mampu tercerdaskan dengan peristiwa seperti ini, daya nalar dan analisis yang tajam akan mampu membuka pola berfikir baru yang tidak serta merta menerima informasi secara mentah-mentah tapi juga mampu untuk dicerna dan memberikan tanggapan serta solusi yang kongkrit. Wallahu’alam bishowab..
Refrensi :
Adiwarman A. Karim. Ekonomi Makro Islami, Edisi 1-2, jakarta, PT. Grafindo Persada, 2008
Sadono, Sukirno, Mikroekonomi, edisi 3, Jakarta, PT. Grafindo Persada, 2002
http://id.wikipedia.org/wiki/bank_dunia
http://id.wikipedia.org/wiki/sri_mulyani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar dengan bertanggung jawab