Texts

BLOG INI SEDANG DALAM PROSES UPDATING.MOHON MAAF JIKA MASIH BANYAK FILE-FILE LAMA.TERIMAKASIH ATAS PENGERTIAANYA.BLOG INI SEDANG DALAM PROSES UPDATING.MOHON MAAF JIKA MASIH BANYAK FILE-FILE LAMA.TERIMAKASIH ATAS PENGERTIAANYA.BLOG INI SEDANG DALAM PROSES UPDATING.MOHON MAAF JIKA MASIH BANYAK FILE-FILE LAMA.TERIMAKASIH ATAS PENGERTIAANYA.BLOG INI SEDANG DALAM PROSES UPDATING.MOHON MAAF JIKA MASIH BANYAK FILE-FILE LAMA.TERIMAKASIH ATAS PENGERTIAANYA.BLOG INI SEDANG DALAM PROSES UPDATING.MOHON MAAF JIKA MASIH BANYAK FILE-FILE LAMA.TERIMAKASIH ATAS PENGERTIAANYA.

Kamis, 12 November 2009

"Keranda Mayat" di TMP Kesuma Bangsa


PERINGATAN Hari Pahlawan 10 November kemarin, diperingati masyarakat dengan berbagai cara. Tak terkecuali puluhan mahasiswa Samarinda yang menamakan dirinya Gerakan Pemuda dan Rakyat Berantas Korupsi (GEPRAK). Kumpulan mahasiswa dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Kaltim (KAMMI) Kaltim dan BEM Unmul ini melakukan aksi teaterikal di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kesuma Bangsa. Untuk mendukung aksi tersebut, mereka menggontong sebuah keranda mayat yang dibalut kain hitam, dengan bertuliskan 'Matinya Hukum di Indonesia'.
Melalui memontum Hari Pahlawan ini mereka mengaku sangat khawatir dengan maraknya mafia hukum di Indonesia. Koordinator aksi, Mukhlis mengatakan, keranda mayat yang mereka gotong ini merupakan simbol kondisi penegakan hukum di Indonesia. Maraknya aksi korupsi di Indonesia, katanya tidak lagi merambah dunia birokrasi tetapi telah merongrong proses penegakan hukum di Indonesia.

"Haruskah kami membangun arwah para Pahlawan yang telah susah payah memperjuangkan bangsa ini. Tapi anehnya, perjuangan mereka seakan sia-sia setelah melihat aksi-aksi mahfia hukum yang terjadi," tantang Mukhlis dalam orasinya.
Selain melakukan orasi, para peserta aksi juga membacakan puisi karya Taufik Ismail. Tidak hanya itu, layaknya ziarah ke Taman Makam Pahlawan, mereka juga melakukan aksi tabur bunga dan pembacaan doa yang dilakukan pada akhir aksi tersebut. Meskipun tabur bunga tersebut tidak langsung dilkukan di atas nisan, melainkan di lukisan timbul tepat di depan TMP.
"Kami harap apa yang kami lakukan dapat menggugah hati para pemimpin bangsa ini, mengenai besarnya pengorbanan yang telah dilakukan para Pahlawan kita. Tak pantas kiranya, pengorbanan tersebut justru ditiru dengan tindakan-tindakan kejahatan hukum," pungkas Mukhlis.
Setelah melakukan aksinya selama 20 menit, dibawah pengawalan ketat bebrapa aparat dan petugas TMP kegiatan mahasiswa ini pun membubarkan diri. (ara/sapos.co.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar dengan bertanggung jawab