Texts
BLOG INI SEDANG DALAM PROSES UPDATING.MOHON MAAF JIKA MASIH BANYAK FILE-FILE LAMA.TERIMAKASIH ATAS PENGERTIAANYA.BLOG INI SEDANG DALAM PROSES UPDATING.MOHON MAAF JIKA MASIH BANYAK FILE-FILE LAMA.TERIMAKASIH ATAS PENGERTIAANYA.BLOG INI SEDANG DALAM PROSES UPDATING.MOHON MAAF JIKA MASIH BANYAK FILE-FILE LAMA.TERIMAKASIH ATAS PENGERTIAANYA.BLOG INI SEDANG DALAM PROSES UPDATING.MOHON MAAF JIKA MASIH BANYAK FILE-FILE LAMA.TERIMAKASIH ATAS PENGERTIAANYA.BLOG INI SEDANG DALAM PROSES UPDATING.MOHON MAAF JIKA MASIH BANYAK FILE-FILE LAMA.TERIMAKASIH ATAS PENGERTIAANYA.
Kamis, 28 Januari 2010
Jumat, 15 Januari 2010
Dialog Lintas Kaltim Bersama Ketua Kammi Kaltim Johandri
Samarinda.Beberapa kesempatan yang lalu, ketua Kesatuan aksi mahasiswa muslim indonesia (kammi) kalimantan timur (kaltim) Johandri di undang oleh TVRI Kaltim sebagai pembicara pada program dialog lintas kaltim. dalam kesempatan tersebut, johandri menjelaskan alasan mengapa kammi kaltim menolak dan meminta kepada gubernur kaltim Awang Faruk Ishaq (Afi) menghentikan proyek pembangunan jalan bebas hambatan (freeway) di kaltim. "freeway bukan kebutuhan mendasar dan mendesak masyarakat kaltim saat ini. yang mereka butuhkan adalah perbaikan akses dan pembukaan akses kepelosok-pelosok kaltim" jelas Johandri yang juga masih terhitung mahasiswa mipa unmul ini. "coba lihat sangata (kutim), sampai saat ini jalannya masih rusak parah padahal rencananya akan di bangun pelabuhan Maloy bertaraf internasional" tambahnya. (syamsumarlin)
Senin, 11 Januari 2010
KAMMI KALTIM DAN ALIANSI GEMPUR KEMBALI TOLAK FREEWAY
SAMARINDA, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kalimantan Timur (Kaltim), bersama sejumlah elemen gerakan mahasiswa lainnya (Kammi Kukar, BEM UNMUL,BEM FKIP,BEM FEKON) yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Peduli Rakyat Kaltim(GEMPUR) kemarin senin (11/1) menggelar aksi di depan kantor DPRD Kaltim. Saat aksi, Anggota DPRD sedang melangsungkan rapat paripurna yang dihadiri Gubernur Kaltim Awang Faruk Ishaq (AFI)beserta pejabat Pemprov lainya .
Aksi yang dimulai pukul 08.00 ini merupakan aksi menyambut Hut Provinsi Kaltim ke 53 yang digelar di kantor DPRD Kaltim. Mereka (Gempur) menyerukan agar proyek pembangunan jalan bebas hambatan (freeway) dihentikan. Karena pembangunan freeway sendiri menyedot habis anggaran daerah yang seharusnya digunakan untuk kesejahteraan rakyat kaltim. Hal ini dijelaskan agung saat berorasi didepan kantor DPRD Kaltim. “seperti yang diketahui, sudah empat triliun dana yang di ketuk di DPRD yang diambil dari APBD untuk pembangunan jalan freeway. Mereka sama sekali tidak memperhatikan aspirasi rakyat. Karena itu kami kembali mengingatkan mereka agar bisa menggunakan dana tersebut untuk kesejahteraan rakyat, bukan untuk proyek yang berorientasi bisnis”. Mahasiswa Fkip Unmul ini menambahkan bahwa saat ini kaltim belum membutuhkan jalan tol. Tapi perbaikan dan perluasan akses kepelosok desa yang lebih diinginkan masyarakat kaltim.
Ditempat terpisah, Ketua Umum Kammi Kaltim Johandri menjelaskan, “ freeway atau Tol belum diperlukan dikaltim. Apalagi sekarang masih banyak jalan lintas daerah yang rusak parah. Misal jalan ke kutai timur dan kekutai barat”. Belum lagi daerah pedalaman yang belum sama sekali bisa dilewati melalui kendaraan darat. Sebagai salah satu contoh tarakan atau berau. Masyarakat harus menyewa speedboat untuk sampai ketujuan dengan ongkos yang mahal,” tambahnya.
Pemukulan oleh Polisi
Dalam aksi tersebut, sempat terjadi bentrokan antara mahasiswa dan polisi. Hal ini dikarenakan sikap polisi yang terlalu represif. “kami hanya ingin menyampaikan orasi, tapi polisi menghalang-halangi kami. Mereka menganggap waktu yang diberikan sudah habis padahal kami masih orasi” kata agung saat dikonfirmasi terkait bentrokan tersebut. “Padahal sebelumnya kita sudah sepakat dengan polisi” tambahnya.
Hal ini juga disesalkan ketua umum kammi kaltim Johandri. Ia menganggap tindakan polisi terlalu represif dan terkesan berlebihan. “Kami Cuma minta waktu beberapa menit agar apa yang kami suarakan bisa disampaikan. tapi polisi sudah mengusir kami dengan cara yang kurang baik. Mereka (polisi) sempat memukul dua rekan kami, bahkan genset (generator) yang kami gunakan juga rusak akibat dipukul. Bukannya mengayomi dan menjadi partner kami, malah terkesan menjadi musuh kami”, jelas johandri dengan nada kecewa. (Syamsumarlin)
Aksi yang dimulai pukul 08.00 ini merupakan aksi menyambut Hut Provinsi Kaltim ke 53 yang digelar di kantor DPRD Kaltim. Mereka (Gempur) menyerukan agar proyek pembangunan jalan bebas hambatan (freeway) dihentikan. Karena pembangunan freeway sendiri menyedot habis anggaran daerah yang seharusnya digunakan untuk kesejahteraan rakyat kaltim. Hal ini dijelaskan agung saat berorasi didepan kantor DPRD Kaltim. “seperti yang diketahui, sudah empat triliun dana yang di ketuk di DPRD yang diambil dari APBD untuk pembangunan jalan freeway. Mereka sama sekali tidak memperhatikan aspirasi rakyat. Karena itu kami kembali mengingatkan mereka agar bisa menggunakan dana tersebut untuk kesejahteraan rakyat, bukan untuk proyek yang berorientasi bisnis”. Mahasiswa Fkip Unmul ini menambahkan bahwa saat ini kaltim belum membutuhkan jalan tol. Tapi perbaikan dan perluasan akses kepelosok desa yang lebih diinginkan masyarakat kaltim.
Ditempat terpisah, Ketua Umum Kammi Kaltim Johandri menjelaskan, “ freeway atau Tol belum diperlukan dikaltim. Apalagi sekarang masih banyak jalan lintas daerah yang rusak parah. Misal jalan ke kutai timur dan kekutai barat”. Belum lagi daerah pedalaman yang belum sama sekali bisa dilewati melalui kendaraan darat. Sebagai salah satu contoh tarakan atau berau. Masyarakat harus menyewa speedboat untuk sampai ketujuan dengan ongkos yang mahal,” tambahnya.
Pemukulan oleh Polisi
Dalam aksi tersebut, sempat terjadi bentrokan antara mahasiswa dan polisi. Hal ini dikarenakan sikap polisi yang terlalu represif. “kami hanya ingin menyampaikan orasi, tapi polisi menghalang-halangi kami. Mereka menganggap waktu yang diberikan sudah habis padahal kami masih orasi” kata agung saat dikonfirmasi terkait bentrokan tersebut. “Padahal sebelumnya kita sudah sepakat dengan polisi” tambahnya.
Hal ini juga disesalkan ketua umum kammi kaltim Johandri. Ia menganggap tindakan polisi terlalu represif dan terkesan berlebihan. “Kami Cuma minta waktu beberapa menit agar apa yang kami suarakan bisa disampaikan. tapi polisi sudah mengusir kami dengan cara yang kurang baik. Mereka (polisi) sempat memukul dua rekan kami, bahkan genset (generator) yang kami gunakan juga rusak akibat dipukul. Bukannya mengayomi dan menjadi partner kami, malah terkesan menjadi musuh kami”, jelas johandri dengan nada kecewa. (Syamsumarlin)
Jumat, 08 Januari 2010
"APBD Kaltim Haram untuk Freeway"
gambar salah satu freeway yang ada di Jakarta
Samarinda. Pembangunan jalan bebas hambatan (freeway) yang digagas Gubernur Kalimantan Timur, Awang Faruk Ishaq (AFI) cukup mendapat perhatian dari masyarakat kaltim, khususnya kalangan mahasiswa. kemarin,jumat (8/1) pukul 14.15 sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam kesatuan aksi mahasiswa muslim indonesia kalimantan timur (KAMMI KALTIM) melakukan aksi diperempatan lembuswana dalam memontum refleksi setahun kepemimpinan AFI. mereka menilai setahun kepemimpinan AFI belum menampakan perubahan yang berarti. bahkan, janji-janji politik sewaktu kampanye belum ada yang mampu direalisasikan. menurut mereka, saat ini masyarakat belum membutuhkan freeway. yang dibutuhkan adalah perbaikan akses jalan-jalan yang masih rusak parah. "ini terkesan bahwa AFI belum mampu melihat kebutuhan dasar masyarakat kaltim. ditengah kemelaratan masyarakat kaltim, seharusnya AFI mampu melihat kebutuhan dasar masyarakat, bukan mementingkan proyek yang nilainya miliaran bahkan triliunan yang menyedot habis APBD dan menguntungkan bos-bos besar". kata mukhlis dalam orasinya.
dalam aksi tersebut, para demonstari menggunakan topeng bergambar AFI. selain itu, mereka juga membentangkan tulisan "APBD Haram untuk Jalan Tol" yang mereka kalungkan di leher.
saat ditemui dilapangan, Syamsumarlin selaku Humas KAMMI KALTIM menjelaskan aksi yang dilakukan merupakan aksi refleksi setahun kepemimpinan AFI. "kami tegaskah bahwa dari awal kami selalu konsisten menolak freeway sampai detik ini. aksi ini bukan yang pertama, sejak wacana itu digaungkan setahun yang lalu, kami sudah menolak dan melakukan beberapa kali aksi didepan kantor gubernur". jelas mantan Ketua BEM Fkip Unmul periode 2008-2009 ini. "jika freeway tetap dilanjutkan, maka akan menyedot APBD yang semestinya digunakan untuk kesejahteraan rakyat".lanjutnya.
pembangunan freeway sendiri telah dimulai selasa (24/11/2009) di kilometer 13 balikpapan-samarinda. pembangunan ini akan dilakukan tiga tahap yaitu tahap pertama Kilometer 13 Balikpapan-Samboja sepanjang 25,4 kilometer, Samboja-Bentuas dengan jarak 45,6 kilometer serta Bentuas-Jembatan Mahkota di Samarinda sepanjang 16,9 kilometer. Setelah selesai,megaproyek akan diteruskan dari Samarinda menuju Bontang. proyek ini akan menghabiskan total Rp 8,2 triliun.(syamsumarlin)
Senin, 04 Januari 2010
Langganan:
Postingan (Atom)