Mobilisasi dakwah menemukan momentumnya di Bulan ramadhan. Berharap dai&aktivis muslim, tak hanya tampil layakya rutinitas biasa namun sebagai momen perubahan yang membawa pesan substansial
Hampir seluruh media menampilkan ceramah, Televisi, radio, Koran, dan Talkshow, Tabligh akbar, mimbar-mimbar tarawih, sahur bersama atau sekedar pengisi waktu menjelang berbuka. Alangkah dashyatnya jika kesempatan tersebut kita jadikan sebagai momentum untuk mobilisasi hal-hal yang mendasar tentang kebenaran islam. Tidak hanyut dalam setting hiburan, tertawa tak tentu arah, dan akhirnya hanya memberikan sedikit bekas pada diri ummat. Padahal, kesempatan sudah tersedia, tersebar luas on air, biaya penyiaran yang besar dan effort yang tidak ringan. Semestinya menjadi fasilitas yang tidak boleh disia-siakan.
Memilih agenda-agenda dan tema yang menarik serta substansial sangatlah fundamen untuk disampaikan pada masyarakat. Masyarakat harus diajak melupakan budaya sebagai pendengar yang terhibur dengan tontonan. Aktivis muslim dan da’i harus banyak memberikan inspirasi dan pembagian-pembagian nilai-nilai ideologis yang dapat memberi pembelajaran baik secara ilmu, maupun sikap.
Secara sederhana tugas seorang da’I dan aktivis muslim terangkum dalam ayat Allah,”Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.” (QS Al baqarah :151). Dalam ayat diatas, Allah memberikan tugas kepada Rasulullah saw. Setidaknya ada 3 perkara. Menyampaikan ayat-ayat-Nya, mensucikan ummat-Nya, mengajarkan Kitab dan Hikmah, serta mengajarkan ilmu pengetahuan untuk ummat islam.
Sampaikan ayat-ayat Allah, tak ada yang lebih utama yang disampaikan oleh lisan dan ditelurkan oleh pikiran, kecuali membersihkan kembali akidah dan meluruskan kembali Tauhid. Pertama, Menyampaikan tentang diri-Nya, sifat-sifat-Nya dan juga tentang kebesaran-Nya, Kedua tentang kabar dan berita, sejarah yang telah berlaku, sedang terjadi dan akan terwujud nanti. Ketiga tentang seluruh perintah-Nya, baik yang bersifat larangan maupun yang bernada seruan. Kita mengharapkan sekali bahwa terbentuk kesolehan pribadi dan sosial. Oleh karena itu da’i&aktivis muslim harus cermat dalam mengamati perilaku dan apakah terjadi perubahan budaya masyarakat menuju ke arah yang lebih baik. Parameter yang kita gunakan adalah perubahan yang terjadi di masyarakat. Sebagai da’I dan aktivis muslim yang menjadi pembawa gerbong ilmu islam dan ideology islam haruslah punya kemauan kuat merubah kultur menjadi (meningkatnya orang yang soleh pribadi dan soleh sosial) dengan cerminnya adalah perilaku mereka. kita sangat rindu dengan ceramah-ceramah di masyarakat yang menyampaikan tentang ceramah progresif, kemajuan bangsa, fokus pada pembangunan izzah ummat islam dan nilai-nilai ideologis yang membuat mereka rindu dengan masjid sebagai tempat belajar serta melantunkan doa-doa progresif.
Harapan pribadi saya sesampainya dalam beberapa tahun ke depan. Ketika ada permasalahan ummat semisal palestina, maka isi khutbah di masjid menyampaikan tentang pembelaan terhadap bangsa palestina, tidak seperti sekarang, di Samarinda sehari setelah palestina diserang, keesokan harinya bisa dihitung dengan jari berapa masjid di samarinda yang menyampaikan khutbah sesuai dengan progresifitas yang saya harapkan. Begitu pula tentang Ceramah yang kontemporer tentang korupsi dll.
Ajakan Mensucikan Diri, Tazkiyatun nafs. Bagaimana kemudian di bulan Ramadhan ini ajakan masyarakat untuk bersama-sama mensucikan diri menemukan muaranya. Dengan ukuran banyaknya pengunjung Masjid dan suburnya amal-amal ibadah yang tersemai. Kita semua mengetahui bahwa ada pendapat ulama yang mengatakan jika Islam itu ingin menang dan musuh Islam gentar adalah ketika jamaah solat subuh sama dengan jumlah jamaah solat jumat. Inspirasi dan program yang tepat serta rutin tentang menghidupkan akhlak yang mulia menjadi penting kiranya untuk dioptimalkan. Apa yang perlu aktivis muslim & da’I ingat adalah secara psikologis masyarakat mereka terinspirasi untuk merbuat amal kebajikan mulai yang kecil-kecil sampai yang besar-besar. Ibnul Qoyyim benar ketika beliau mengatakan:”setiap kebaikan yang kita lakukan akan mengajak saudara-saudaranya yang lain.”
Mengajarkan Kitab & Hikmah, serta pengetahuan pengajaran ini mempunyai target agar ummat memiliki stok rangsangan belajar Islam yang kuat atau aktivis muslim &Da’I setidak-tidaknya menginginkan masyarakat menjadi masyarakat pembelajar. Berawal dari belajar (membaca) maka kemajuan ummat akan semakin jelas masa depannya. Pengajaran tentang sejarah kenabian, hikmah diablik kejadian lampau maupun sekarang, islma kontemporer dalam memandang aktivitas keseharian kehidupan. Bagaimana islam sempurna dalam mengelola seluruh bidang kehidupan (politik, kepemimpinan, kebangsaan, pendidikan, pemenuhan hak-hak hidup dsB). Tentunya aktivis muslim dan da’I mesti memenuhi kebutuhan masyrakat dengan hal-hal baru, menarik, serta ilmiah sesuai dengan kondisi. Pembelajaran tentang pembukaan paradigm islam tradisional menuju Islam syumum mutakammil, islam memandang zakat sebagai pengentas permasalahan ekonomi, potensi zakat dalam mengurangi angka kemiskinan, Islam menilai perilaku korupsi, Islam menilai agenda mendesak bangsa, dan perwujuduan Baldatun Thoyyibatun warobbun Goffur. Agar semua nilai-nilai Islam yang pernah mereka dengar walau tidak dalam tidak lagi klise. Dan akan membuka paradigm Islam (yg dlm dunia pendidikan kita dr SD sampai SMA berkutat wudhu, solat, thaharah, haji dll) menuju paradigm Islam yang syumul sesuai dengan tujuan agama itu diturunkan.
Pada akhirnya, hanya kepada Allah hamba berserah diri, memohon ampun dan berharap kebaikan atas semua yang telah dilakukan. Alla kulli hal. Mari kita memperbaiki kondisi ummat bersama-sama, saling toleran, dan saling bekerjasama. Mohon maaf bila ada kesalahan dalam tulisan ini. Hanya semata untuk membangun dan mengingatkan kita semua. Wassalam.
Johandri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar dengan bertanggung jawab